Analisis Karya Heri Dono dengan menggunakan Panofsky
Imelda Pratami _201946500002
Analisis Karya Heri Dono dengan menggunakan Panofsky
Menurut Panosfky, proses menginterpretasikan obyek seni dan gambar dapat melalui tiga tahapan, analisis makna secara ikonografi dan ikonologi, yaitu :
- Tahap Preiconographical Tahap ini berguna untuk mengidentifikasi melalui hal-hal yang lazim dan sudah dikenal. Tahap ini dapat disebut pemahaman secara faktual dan ekspresional. Pemahaman ini didasarkan atas pengalaman masing-masing individu terhadap suatu objek gambar. Dengan cara mengamati, mengindentifikasi unsur artistik dari objek gambar, hubungan yang terjadi pada objek dan identifikasi kualitas ekspresional tertentu dengan melakukan pengamatan pose atau gestur dari objek.
- Tahap Iconographical Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna sekunder dengan melihat hubungan antara motif sebuah seni dengan tema, konsep atau makna yang umum terhadap peristiwa yang diangkat oleh sebuah gambar. Motif-motif yang kemudian dikenali sebagai pembawa makna sekunder disebut sebagai image/citra/wujud.
- Tahap Interpretasi Ikonologi Pada tahapan ini makna yang paling hakiki dan mendasar dari isi sebuah karya benar-benar dipahami. Pemahaman mengenai makna intrinsik yang terdapat dalam sebuah objek didapat dengan mengungkapkan prinsip-prinsip dasar yang kemudian dapat menunjukan perilaku sikap dasar dari sebuah bangsa, kurun waktu, strata sosial, ajakan religi, atau filosofis tertentu.
Contoh analisis lukisan Cinderella Syndrome (Mixed media, 150x150 cm. 2006) karya Heri Dono dengan menggunakan Panofsky
Dalam aspek makna faktual, penelitian
lukisan Heri Dono “Cinderella Syndrome (2006)”, yang berupa
lukisan Mixed
media on Canvas, 150x150 cm. , lukisan ini bercerita
tentang kegundahan seorang gadis tentang kehidupan. Kegundahan dapat terbaca
lewat dirinya yang meringkuk dan mata yang kosong seperti sedang memikirkan
sesuatu. Di sebelah kanan lukisan tersebut terdapat bingkai berisi gambar seorang
lelaki yang mengangkat tangannya seolah ingin terbang.
Dalam aspek makna ekspresional, penelitian dilakukan dengan cara menggali empati dari kebiasaan suatu adegan yang terjadi dari objek dan peristiwa tersebut. Objek utama dalam lukisan “Cinderella Syndrome (2006)” tentang kehidupan seorang gadis yang mimpinya dirampas oleh ibu tiri, dan kondisi hidupnya tidak memungkinkannya untuk berpasangan dengan pangeran. Namun berkat keajaiban dan kebaikan hatinya ia berhasil mengambil alih kembali mimpi yang telah dirampasnya, dengan cara terhormat.
Tahap Iconographical
Tema lukisan “Cinderella Syndrome” ini
mengungkapkan kondisi tentang kehidupan seorang gadis yang
mimpinya dirampas oleh ibu tirinya, Heri Dono mencoba kembali
membawa kita dalam satu realitas kehidupan yang Heri Dono gambarkan lewat
lukisan “Cinderella Syndrome”. Lukisan “Cinderella
Syndrome” Kisah tentang gadis yang kehilangan harga dirinya karena
seorang lelaki. Gadis yang tak mengenakan pakaian sehelai benang pun itu
meringkuk, memandangi kebawah, tempat dimana kepercayaan dirinya jatuh. Warna
biru dalam teori lukisan “Cinderella Syndrome” merupakan
representasi dari rasa kepercayaan diri. Dalam lukisan Heri Dono ini, warna
tersebut ia tempatkan pada baju milik sang gadis yang tergeletak di bawah,
bersama dengan sepatu hak tinggi dan gelas. Heri Dono mengambil Jawa sebagai
latar belakang hidup tokoh dalam lukisan, hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya ukiran-ukiran huruf Jawa "ha-na-ca-ra-ka." yang terdapat di
lantai dalam lukisan “Cinderella Syndrome”. Tema ini bisa
dilihat dalam Dongeng
Cinderella garapan Walt Disney.
Komentar
Posting Komentar