Tugas Kajian Seni dan desain
Nama : Imelda Pratami
NPM : 201946500002
Kelas : R4A
Contoh 2 Judul Kajian yang disusun dengan pengidentifikasikan Objek Material dan Objek Formal
Judul 2
Teori Mimesis dalam Lukisan “Pemandangan Ditengah Sawah”. (Karya Abdullah Suriosubroto)
OBJEK MATERIAL : dalam Lukisan “Pemandangan Ditengah Sawah”. (Karya Abdullah Suriosubroto)
OBJEK FORMAL : Teori Mimesis
Berikut penjelasannya dari 2 judul tersebut :
JUDUL 1
Dilihat dari teknis karya seniman dalam Lukisan "Pada Lereng Perbukitan" (Karya Arfial Arsad Hakim, pada 1980)
OBJEK MATERIAL : Lukisan "Pada Lereng Perbukitan" (Karya Arfial Arsad Hakim, pada 1980)
Lukisan yang berjudul “Pada Lereng Perbukitan”
melukiskan tentang rumah - rumah dengan
pagar -
pagar yang terbuat dari bambu yang berada pada pinggir-an lereng yang
mengikuti bentuk lereng yang berada dipegunungan yang berada diatas kota
Bandung. Menurut Arfial Arsad Hakim rumah
tersebut sangat indah karena mengikuti struktur alam sehingga menyatu dengan
alam sekitar. Dari karya lukis Arfial Arsad Hakim yang berjudul “Pada Sebuah
Perbukitan” terlohat nampak nyata keharmonisan-nya antara perumahan penduduk yang
berada diatas perbukitan yang mengikuti struktur alam yang lembut dan berirama.
Pagar yang terbuat dari bambu yang berada pada pinggir - pinggir lereng yang
mengikuti bentuk kontur lereng yang berada dipegunungan diatas kota Bandung
yang berkesan harmoni antara alam dan perumahan penduduk. Nuansa pada awan yang
divisualisasikan menggunakan warna biru memberi suasana cerah dan kesan dingin
pada lereng perbukitan yang terletak dikota Bandung tersebut, perumahan
penduduk yang mengikuti kontur alam memberi kesan harmoni dan keselarasan antara
satu dengan yang lain.
OBJEK FORMAL : Dilihat dari teknis karya seniman
Bentuk dimana lukisan Karya Arfial Arsad Hakim yang berjudul “Pada Sebuah Perbukitan”. bersisi persegi dengan ukuran 80x
70cm, wujud pegunungan tervisualisasikan menggunakan warna yang bernuansa biru
memudar keputihan yang memberikan kesan dingin. Pada bentuk rumah Arfial Arsad
Hakim membuat wujud rumah dengan nuansa warna gelap yang memberikan kesan kokoh
dan kuat. karya lukisan Arfial Arsad Hakim yang berjudul
“Pada Sebuah Perbukitan”. dibuat dengan goresan yang halus menggunakan gradasi
untuk memberikan nuansa dekat dan jauh dan menguatkan intensitas warna. Warna
yang digunakan Arfial Arsad Hakim menggunakan campuran
warna tersier dari warna- warna dingin untuk menghasilkan warna yang sejuk.
warna nuansa dingin pada perbukitan memberikan kesan kesejukan pada pandangan
mata, sedangkan warna perumahan penduduk dibuat lebih gelap sehingga menjadi
warna yang mencolok sebagai point of interest, warna gelap pada perumahan
member kesan kokoh dan kuat.
JUDUL 2
Teori Mimesis dalam Lukisan “Pemandangan Ditengah Sawah”. (Karya Abdullah Suriosubroto)
OBJEK MATERIAL : Lukisan “Pemandangan Ditengah Sawah”. (Karya Abdullah Suriosubroto)
Abdullah Suriosubroto (Semarang, 1878 - Yogyakarta, 1941) adalah salah satu Maestro Seni Rupa Indonesia, beliau adalah seorang pelukis terkenal. Dia adalah anak angkat Wahidin Sudirohusodo, seorang tokoh gerakan nasional Indonesia. Dia adalah juga ayah pelukis Indonesia terkenal Sudjono Abdullah dan Basoeki Abdullah. Mengikuti jejak ayah angkatnya, Abdullah masuk sekolah kedokteran di Batavia (kini Jakarta). Kemudian dia meneruskan kuliahnya di Belanda. Di sana, dia beralih ke seni lukis dan masuk sekolah seni rupa. Sepulangnya di Indonesia, dia meneruskan kariernya sebagai pelukis. Abdullah dipandang sebagai pelukis Indonesia yang pertama pada abad ke-20. Benda lukisan kesukaannya adalah pemandangan. Dia dimasukkan dalam aliran yang dijuluki "Mooi Indie" ("Hindia Indah"). Abdullah mulai menetap beberapa tahun di Bandung agar dekat dengan alam yang dia suka lukis.
Visualisasi rasa dalam karya Abdullah Suriosubroto yang berjudul “Pemandangan Ditengah Sawah” yang ditampilkan melalui keindahan alam yang memberikan kesan natural. Lukisan tersebut adalah tiruan alam yang ditangkap oleh mata kita. Dan melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya sesuai dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar-benar mirip atau persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin, dan sesuai dengan yang kita tangkap oleh mata telanjang.
OBJEK FORMAL : Teori Mimesis
Mimesis merupakan salah satu wacana yang ditinggalkan Plato dan Aristoteles. Mimesis berasal dari Bahasa Yunani, yang artinya imitasi atau peniruan. Mimesis diartikan sebagai pendekatan dalam mengkaji karya sastra selalu berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Perbedaan pandangan Plato dan Aristoteles menjadi sangat menarik karena keduanya merupakan awal filsafat alam, merekalah yang menghubungkan antara persoalan filsafat dengan kehidupan Yang dipermasalahkan di teori imitasi :
Berdasarkan teori mimesis menurut
Plato karya seni tidak lebih dari sebuah imitasi atau tiruan, dan seniman itu
sendiri tidak lebih dari seorang imitator dari imitasi dan drajatnya lebih
rendah daripada pengrajin. Plato menekankan bahwa
keindahan karya seni itu terletak dalam bentuk atau ide yang diungkapkan oleh
seniman melalui bahan baku. Seniman dapat melakukan ini karena dunia
bentuk yang ideal menyediakan ide murni dari seni dan keindahan, yang melintas
dalam benaknya selama proses kreatif berlangsung.
Berdasarkan teori menurut Aristoteles karya seni tidak meniru sesuai dengan kenyataan, tetapi lebih ke meniru secara langsung bentuk murni dari sebuah bentuk atau ide. Karya seni dipandang sejajar dengan yang dibuat oleh pengrajin atau fenomena alam itu sendiri. Teori ini bisa digunakan untuk menilai karya yang realistik, yaitu karya seni yang mirip, atau sesuai dengan kenyataan yang kita lihat.
Komentar
Posting Komentar